Ender’s Game
Ender’s Game merupakan salah satu novel karya
Orson Scott Card. Novel ini merupakan novel yang berjenis fiksi. Novel ini
mengisahkan tentang kehidupan bumi di masa depan ketika umat manusia hampir
disapu bersih oleh penyerangan makhluk luar angkasa yang disebut bugger. Bugger adalah mahluk yang mirip belalang dari planet misterius. Para
bugger memiliki teknologi yang jauh
lebih maju daripada manusia. Namun, umat manusia kini masih selamat karena
mereka memiliki komandan perang paling brilian di masa itu, Mazer Rackham. Saat
itu ia berhasil mengalahkan para bugger
dengan strateginya. Sejak saat penyerangan itu, manusia menunggu dengan takut
akan tibanya waktu ketika para bugger akan menyerang lagi.
Pada awal kisah novel
ini, penulis menceritakan perjuangan umat manusia untuk melawan para bugger dengan membentuk IF (International Fleet) yang terdiri dari
perkumpulan militer seluruh dunia. Mereka melakukan berbagai cara untuk
menemukan solusi dalam melawan para bugger. Selama bertahun-tahun,
IF merekrut anak jenius dari seluruh penjuru dunia untuk bergabung dengan fasilitas
pelatihan militer mereka (Battle School)
yang bertujuan untuk menciptakan anggota-anggota militer yang tangguh dan
menciptakan seorang komandan perang, seorang Mazer Rackham baru yang akan
memimpin militer dunia dalam mempertahankan bumi dari para bugger.
Salah satu aturan utama yang diterapkan pemerintah
adalah hukum pembatasan populasi yang dengan tegas melarang sebuah keluarga
memiliki lebih dari dua anak. Anak ketiga disebut sebagai third, tidak dapat menerima pendidikan ataupun fasilitas apapun
dari pemerintah. Keluarga atau bahkan negara yang tidak patuh akan terasing dan
tidak mendapat bantuan dari pemerintah.
Ender Wiggin adalah anak ketiga dalam keluarganya,
seorang third. Akan tetapi, ia
berbeda dengan third yang lain karena
kelahirannya atas izin pemerintah. Kedua kakak Ender yaitu Peter dan
Valentine memiliki kecerdasan yang luar biasa, akan tetapi mereka memiliki
kekurangan karakter di bidang militer. Peter dianggap memiliki sikap yang
terlalu kejam dan Valentine memiliki sifat yang terlalu lembut. Maka dari itu,
pemerintah meminta orang tua Ender untuk memiliki anak ketiga, yang diharapkan
memiliki kecerdasan dan sifat kedua kakaknya. Seorang yang mampu menganalisis
musuhnya hingga memahami mereka dan mampu menggunakan pengetahuan itu untuk
menghancurkan mereka. Itulah komandan yang dibutuhkan umat manusia.
Pada kisah selanjutnya, penulis menceritakan
tentang keadaan di rumah Ender ketika dua sosok dari International Fleet yaitu Kolonel Graff dan Major Gwen Anderson mengunjungi rumah Ender,
yang kemudian menawari Ender untuk bergabung dengan Battle School. Karena Ender punya karakter yang
selama ini mereka cari. Sosok yang mereka percaya punya kemampuan untuk
memimpin pasukan untuk menyelamatkan dunia. Ender memilih
masuk ke Battle School demi
keluarganya, agar orang tuanya tidak terbebani oleh keberadaan seorang third dan yang terpenting karena ia tidak
akan membiarkan para bugger itu
menyakiti kakaknya Valentine.
Ender merupakan Launchie terakhir yang tiba di pesawat untuk berangkat ke luar
angkasa. Setelah sampai di tempat tujuan, para Launchie diperkenalkan pada Sersan Dap yang nantinya akan
menjelaskan cara bermain di ruang tempur. Anderson tanpa memberitahu Graff,
memberi Ender sebuah permainan berupa video game yang disebut permainan pikiran
yang bertujuan untuk mengetahui keadaan emosional anak. Bentuk Ender dalam
permainan itu adalah tikus. Ia bertemu dengan raksasa yang menawarkannya 2
gelas minuman, dimana salah satunya adalah racun. Setelah Ender mengetahui
keduanya beracun, Ender (tikus) melompat ke mata raksasa itu dan membunuhnya.
Anderson yang sedang memantaunya terkejut bahwa baru kali ini dia melihat orang
melakukan itu.
Kemudian Ender dipindahkan ke
Pasukan Salamander, dimana ia bertemu Komandan Bonzo Madrid dan Petra Arkanian.
Petra menawari Ender latihan menembak selama waktu luang. Bonzo tidak suka
dengan Ender, dimana Bonzo ingin Ender dipindahkan dari pasukannya. Selama
pertandingan pertempuran pertama mereka, Bonzo memerintahkan Ender diam saja
dan mengamati mereka yang sedang bertempur. Tetapi Ender melanggar perintah
itu, yang kemudian membantu Petra dan membantu pasukan Bonzo menang.
Keesokan harinya, Graff menyuruh
Ender untuk memimpin sebuah pasukan, yaitu Pasukan Naga. Selama Ender
memerintahkan pasukan tersebut, pasukan itu mencapai peringkat tertinggi di Battle School. Pasukan Naga berhasil
mengalahkan 2 pasukan sekaligus, yaitu Pasukan Salamander dan Pasukan Leopard.
Karena tidak bisa menerima kekalahannya, Bonzo menantang Ender untuk berkelahi
saat Ender sedang mandi. Ender membela diri yang kemudian melukai Bonzo, dan
akhirnya Bonzo akan dipulangkan ke bumi. Ender merasa bersalah dan ingin
mengundurkan diri dari Battle School,
kecuali jika ia bisa menemui Valentine. Graff kemudian mengantar Ender ke Bumi
untuk menemui Valentine. Valentine diminta oleh Graff untuk membujuk Ender
kembali ke Battle School.
Valentine akhirnya berhasil membujuk
Ender untuk kembali ke Battle School. Dalam
perjalanan menggunakan roket, Ender dan Graff pergi menuju tempat bekas koloni bugger, dimana armada internasional
membangun pos yang berdekatan dengan Planet Bugger. Ender kemudian bertemu
dengan Mazer Rackham. Mazer menantang Ender untuk menggunakan alat simulasi dan
memberitahu Ender tentang senjata mematikan dalam simulasi tersebut yang
disebut alat perangkat pelepas molekul. Dalam menjalankan simulasi tersebut,
Ender dan teman-temannya yang sudah dipilih oleh Graff dengan Ender yang
sebagai komandan, yang kemudian kalah dalam pertempuran simulasi itu. Mazer marah
dengan kekalahan itu, sedangkan keesokan harinya merupakan ujian terakhir bagi
mereka. Ender dan teman-temannya berhasil menghancurkan Planet Bugger. Tetapi
setelah itu, Graff bererima kasih kepada Ender karena telah menghancurkan
planet itu, akhirnya Ender mengerti bahwa ujian simulasi itu sebenarnya adalah
perang sungguhan. Bagi Graff, Ender akan dikenang sebagai seorang pahlawan, tetapi
tidak bagi Ender, yang berpikir bahwa dirinya adalah seorang pembunuh.
Kisah dalam novel ini berisikan
kisah yang penuh aksi dengan perjalanan antar satu planet ke planet yang lain
tanpa mengetahui keadaan orang yang ia sayangi dan banyak alat-alat canggih
yang ada di masa depan ini mampu meningkatkan minat pembaca sehingga para
pembaca bisa ikut membayangkan keadaan yang ada pada kisah novel ini. Walaupun
ruang pertempuran dan beberapa kalimat pada novel ini sedikit sulit untuk
dipahami.
Novel ini cocok dibaca bagi para
pembaca penggemar fiksi dengan gambaran alat-alat canggih yang menarik. Novel
ini juga memberikan amanat agar kita menggunakan waktu luang kita sebaik
mungkin agar kita bisa menjadi orang yang sukses di kemudian hari.
EmoticonEmoticon